5 Faktor Diabetes Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

Foto: Unsplash+/Ave Calvar
Promosi Shopee

Lebih dari sekedar gangguan regulasi gula darah, diabetes ternyata juga mempengaruhi sejumlah sistem dan fungsi tubuh lainnya, termasuk potensi peningkatan risiko kanker payudara.

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling ditakuti oleh wanita di seluruh dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diabetes dan peningkatan risiko kanker payudara.

Walaupun keduanya adalah kondisi yang berbeda, ada beberapa faktor yang menjelaskan bagaimana diabetes dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker payudara. Berikut adalah beberapa faktor yang memperlihatkan hubungan tersebut berdasarkan studi ilmiah oleh Cancer Causes & Control.

Beberapa Faktor Dimana Diabetes Dapat Meningkatkan Kanker Payudara

1. Hiperglikemia Berpotensi Meningkatkan IGF-1

Kondisi di mana kadar gula darah seseorang meningkat disebut hiperglikemia, suatu karakteristik umum pada penderita diabetes. Namun, yang kurang disadari banyak orang adalah korelasi antara hiperglikemia dan risiko kanker payudara. Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Cureus pada tahun 2020 menggambarkan bagaimana hiperglikemia dapat menstimulasi peningkatan kadar IGF-1 di dalam tubuh.

IGF-1, yang dikenal sebagai insulin-like growth factor-1, berperan sebagai hormon yang mendukung pertumbuhan sel kanker payudara. Hormon ini dapat memacu proliferasi sel kanker payudara, menghambat proses apoptosis, dan memudahkan metastasis kanker ke bagian tubuh lainnya.

Ini menunjukkan bahwa perempuan dengan diabetes memiliki potensi lebih besar bagi kanker untuk berkembang dan menyebar. Walaupun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua perempuan dengan diabetes pasti akan terkena kanker payudara.

2. Hiperglikemia Mendorong Peningkatan Gen Neuregulin-1 (Nrg1)

Diabetes kini menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di masyarakat modern. Tapi, tahukah Anda bahwa diabetes juga berkaitan dengan risiko kanker payudara?

Penelitian yang terbit dalam jurnal Diabetes & Metabolism Journal pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hiperglikemia, atau lonjakan kadar gula darah, dapat mendorong peningkatan ekspresi gen neuregulin-1 (Nrg-1).

Gen ini termasuk dalam kelompok yang berhubungan dengan EGF (Epidermal Growth Factor) dan berinteraksi dengan HER3, sebuah reseptor yang terlibat dalam pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan penyebaran sel kanker. Ini menjelaskan mengapa perempuan yang memiliki diabetes cenderung memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi.

Namun, tujuan dari penelitian tersebut bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga kesehatan. Dengan pola hidup yang sehat, risiko kanker payudara dapat diminimalisir.

3. Resistensi Insulin Menyebabkan Ekspresi Berlebih Reseptor Insulin

Mungkin bagi kita sulit dipercaya bahwa resistensi insulin dapat berkontribusi pada perkembangan kanker payudara bagi perempuan yang menderita diabetes. Akan tetapi, bukti ilmiah menunjukkan adanya hubungan erat di antara keduanya.

Lantas, bagaimanakah resistensi insulin bisa terkait dengan kanker payudara? Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Cureus pada tahun 2020 menunjukkan bahwa resistensi insulin menghasilkan ekspresi berlebih dari reseptor insulin.

Ketika tubuh kesulitan memanfaatkan insulin dengan efisien, ia cenderung memproduksi reseptor insulin dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan reseptor insulin ini bisa memicu perubahan abnormal pada sel epitel payudara dan bahkan aktivasi gen-gen kanker.

Sebagai upaya pencegahan, sangat penting bagi perempuan, khususnya yang menderita diabetes, untuk mengendalikan resistensi insulin. Hal ini dapat dicapai dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga rutin, dan konsisten dalam pengobatan diabetes.

4. Dampak Hiperglikemia pada Gen Faktor-Induksibel Hipoksia-1α (HIF1α)

Foto: Unsplash+/Ave Calvar

Meskipun diabetes sering dikaitkan dengan komplikasi pada organ seperti jantung dan ginjal, penting untuk kita menyadari bahwa diabetes juga berkontribusi pada risiko kanker payudara di kalangan perempuan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes & Metabolism Journal pada tahun 2014 mengungkapkan peran penting hiperglikemia dalam pertumbuhan kanker payudara. Studi tersebut menunjukkan bahwa hiperglikemia memacu peningkatan produksi gen faktor-induksibel hipoksia-1α (HIF1α). HIF1α berperan penting dalam mengatur respons tubuh terhadap kondisi kekurangan oksigen, yang sering kali terjadi pada tumor yang berkembang pesat.

Secara alami, aktivitas HIF1α diatur oleh enzim PHD, yang membantu menghancurkannya. Namun, hiperglikemia menghambat mekanisme ini, sehingga HIF1α menjadi lebih stabil dan aktif. Ini memungkinkan sel kanker payudara untuk lebih resisten terhadap kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan memiliki karakteristik yang membuatnya lebih sulit untuk mengalami apoptosis.

Dengan ini, kita diingatkan bahwa diabetes bukan hanya masalah pada kadar gula darah, tetapi juga melibatkan berbagai risiko kesehatan lain, termasuk kanker payudara. Penting bagi kita semua untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan saran dari tenaga medis yang kompeten.

5. Hubungan Antara Inflamasi Akibat Resistensi Insulin dengan Kanker Payudara

Saat mendengar istilah inflamasi, mungkin kita tidak langsung mengaitkannya dengan diabetes dan kanker payudara. Namun, kenyataannya menunjukkan adanya hubungan mendalam di antara ketiganya.

Orang yang menderita diabetes cenderung mengalami inflamasi kronis di dalam tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cureus pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa inflamasi, yang sering terjadi sebagai akibat dari resistensi insulin, menyebabkan tubuh melepaskan sejumlah substansi, termasuk interleukin-6 dan hormon sitokin.

Interleukin-6 dan hormon sitokin berperan aktif dalam memengaruhi sel kanker. Mereka memacu pertumbuhan sel kanker, menghambat proses kematian sel alami, dan bahkan mempromosikan penyebaran sel kanker ke area lain di tubuh.

Penemuan ini menekankan pentingnya kesadaran tentang diabetes dan dampaknya terhadap kesehatan kita secara keseluruhan. Meskipun demikian, kita seharusnya tetap optimis dan penuh harapan. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, menjalani olahraga rutin, dan menjalankan pengobatan diabetes dengan disiplin, kita tidak hanya mengelola diabetes tetapi juga mengurangi risiko terkait lainnya.

Cara Alami untuk Mengatasi Diabetes

Berikut merupakan beberapa metode alami yang dapat membantu dalam mengatasi diabetes. Meskipun demikian, sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengubah atau menghentikan pengobatan yang sedang dijalani.

Adopsi Diet Ketogenik

Diet ketogenik mengedepankan konsumsi makanan kaya lemak, protein, dan minim karbohidrat. Dengan diet ini, tubuh akan mengandalkan keton sebagai sumber energi utama, bukan glukosa.

Transisi dari glukosa ke keton biasanya memerlukan waktu sekitar 2–4 hari dengan asupan karbohidrat yang dibatasi sekitar 30 gram per hari.

Penuhi Kebutuhan Zat Gizi

Penderita diabetes perlu memastikan asupan zat gizi harian mereka, karena mereka lebih rentan kekurangan zat gizi penting. Beberapa zat gizi yang esensial meliputi:

  • Vitamin E: terdapat pada sayuran, kacang, paprika merah, alpukat, mangga, dan kiwi.
  • Vitamin D3: dapat ditemukan dalam susu, udang, ikan berlemak seperti tuna dan salmon, hati sapi, keju, dan telur.
  • Vitamin C: jeruk, jambu merah, stroberi, brokoli, kentang, bayam, dan tomat adalah sumber yang baik.
  • Vitamin B12: terkandung dalam daging merah, ayam, ikan, hati sapi, telur, dan produk susu.
  • Vitamin B7: sumbernya meliputi serealia, umbi-umbian, kacang, telur, susu, yoghurt, dan daging ayam.

Coba Puasa Intermitten

Puasa intermitten, seperti metode 16/8 (16 jam berpuasa dan 8 jam boleh makan), bisa menjadi pendekatan alami dalam mengendalikan diabetes. Contohnya, kamu bisa makan dari jam 1 siang hingga 9 malam, lalu berpuasa selama 16 jam berikutnya.

Kendalikan Stres

Mengelola stres adalah kunci penting dalam mengendalikan diabetes. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Atur waktu liburan dan gunakan untuk aktivitas yang menyenangkan.
  • Identifikasi sumber stres dan temukan solusinya.
  • Luangkan waktu berkualitas bersama keluarga dan orang-orang terdekat.

Tidur yang Cukup

Tidur berkualitas, yaitu durasi sekitar 8-9 jam setiap malam, dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah. Untuk tidur yang lebih nyenyak, pertimbangkan untuk menggunakan pencahayaan tidur berwarna hangat dan hindari paparan perangkat elektronik saat menjelang tidur.

Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang hubungan antara diabetes dan kanker payudara sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengelolaan kedua kondisi ini. Sekarang, mulailah menjalani pola hidup sehat!

Related posts