Cacar termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menular. Meskipun sebagian besar orang mengenal cacar sebagai penyakit yang hanya memiliki satu jenis, kenyataannya terdapat beberapa jenis cacar yang berbeda.
Secara garis besar, terdapat berbagai jenis cacar yang dikategorikan berdasarkan virus yang menjadi penyebabnya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam, mari kita pelajari beberapa jenis cacar yang sering menginfeksi manusia.
Jenis Cacar yang Menular
Cacar merupakan penyakit yang memiliki beragam tipe, dan bukan hanya satu yang dikenal oleh banyak orang. Berikut ini adalah beberapa jenis cacar yang wajib Anda ketahui:
1. Cacar Air: Penyebab Virus Varicella-Zoster
Salah satu jenis cacar yang seringkali menyerang manusia adalah cacar air, atau yang lebih dikenal sebagai chicken pox. Berdasarkan informasi dari Cleveland Clinic, cacar air merupakan infeksi yang mengakibatkan munculnya ruam di kulit dan disebabkan oleh virus varicella-zoster.
Sebagian besar individu terinfeksi virus ini saat masih kecil atau belum menerima vaksin cacar air. Namun, bagi Anda yang belum divaksin, Anda tetap berisiko terkena cacar air di segala usia, termasuk ketika sudah beranjak dewasa.
Adapun, orang dewasa yang terkena cacar air cenderung mengalami gejala yang lebih serius. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi sebagai bentuk pencegahan. Penting untuk diingat, seseorang yang pernah terkena cacar air tidak akan mengalaminya lagi.
Virus cacar air dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, menghirup udara yang terkontaminasi oleh percikan batuk atau bersin dari penderita, atau melalui kontak dengan sekresi mata, hidung, atau mulut individu yang terkena cacar air.
Beberapa gejala umum yang muncul setelah terinfeksi cacar air meliputi: demam, rasa lelah, sakit kepala, ketidaknyamanan di perut, ruam kulit yang gatal dengan tampilan seperti lepuh kecil, kemunculan bintik berisi cairan, lepuh yang pecah dan menjadi koreng, serta kulit yang tampak seperti berjerawat.
2. Cacar Monyet: Penyabab Virus Monkeypox
Cacar monyet merupakan jenis cacar kedua yang harus kita ketahui. Merupakan suatu penyakit zoonosis, cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia dan akhir-akhir ini juga dapat menyebar antarmanusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang masuk ke dalam genus orthopoxvirus dari keluarga poxviridae.
Cara penularan cacar monyet antarindividu bisa melalui kontak langsung dengan area kulit yang terinfeksi atau luka lain, seperti di bagian mulut atau organ reproduksi. Beberapa bentuk kontak yang bisa menyebabkan penularan meliputi: interaksi tatap muka, kontak kulit ke kulit, berciuman, kontak mulut dengan kulit, serta kontak melalui partikel aerosol yang dikeluarkan saat bernapas dari jarak dekat untuk durasi yang lama.
Orang yang terkena cacar monyet akan menunjukkan gejala yang serupa dengan cacar air namun dengan tingkat keparahan yang lebih rendah. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, ada perbedaan signifikan antara cacar air dan cacar monyet; cacar monyet bisa mengakibatkan pembesaran kelenjar getah bening.
Dari waktu paparan hingga munculnya gejala, biasanya memakan waktu antara 6 hingga 13 hari, meskipun dalam beberapa kasus bisa memakan waktu antara 5 hingga 21 hari.
Gejala yang muncul setelah seseorang terinfeksi virus cacar monyet meliputi: sakit kepala, demam tinggi di atas 38,5°C, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa nyeri pada otot, sakit punggung, kelelahan, munculnya lesi cacar, serta ruam yang dapat muncul dalam rentang waktu 1 hingga 3 hari atau bahkan lebih.
Durasi penyakit ini umumnya sekitar 2−4 minggu. Di benua Afrika, cacar monyet diketahui telah mengakibatkan kematian pada 1 dari 10 penderita.
3. Cacar Ular: Penyabab Virus Varicella-Zoster
Cacar ular, yang juga dikenal dengan herpes zoster, merupakan suatu infeksi virus yang mengakibatkan terjadinya ruam atau lepuh yang berisiko pada kulit.
Disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang juga bertanggung jawab atas cacar air, infeksi ini bisa kembali muncul pada seseorang yang pernah menderita cacar air. Meski telah sembuh, virus tersebut tidak sepenuhnya hilang dari tubuh dan dapat kembali aktif saat sistem imun seseorang menurun.
Ketika virus ini kembali aktif, ia menyebar melalui saraf tertentu, seringkali mengakibatkan ruam atau lepuh yang muncul hanya di satu sisi tubuh. Meskipun penderita herpes zoster tidak dapat menularkan herpes zoster itu sendiri kepada orang lain, mereka dapat menularkan cacar air melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuh yang pecah.
Pertularan herpes zoster melalui udara sangat jarang, tidak seperti banyak virus lainnya yang ditularkan melalui partikel udara. Gejala awal yang mungkin dialami oleh seseorang yang terinfeksi meliputi demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, sensitivitas terhadap cahaya, serta sakit pada perut.
4. Cacar (Smallpox): Penyebab Virus Variola
Cacar, yang juga dikenal sebagai smallpox, disebabkan oleh virus variola. Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), smallpox merupakan penyakit infeksi yang sangat menular dan dapat ditransmisikan antar manusia.
Walaupun sebagian besar pasien cacar dapat pulih, sekitar 30% dari mereka meninggal akibat penyakit ini. Beberapa penderita yang sembuh pun sering ditinggalkan dengan bekas luka permanen, terutama di wajah, dan ada juga yang mengalami kebutaan.
Namun, saat ini, cacar telah dinyatakan punah dan tidak lagi menyebar di antara manusia. Ini dibuktikan dengan tidak adanya kasus baru dalam 45 tahun terakhir, berkat upaya pemberantasan melalui vaksinasi yang dimulai sejak 1977.
Sebelum diberantas, gejala yang muncul pada penderita cacar antara lain demam yang tinggi, ruam kulit khas, sakit kepala yang intens, rasa nyeri di punggung, sakit perut, kelelahan, muntah, dan munculnya luka yang kemudian berubah menjadi bintil.
Penularan cacar biasanya terjadi ketika luka mulai muncul di area mulut dan tenggorokan, dan virus dapat tersebar ketika penderita batuk atau bersin, dimana partikel dari hidung atau mulutnya dapat menginfeksi orang lain.
Tips Mengatasi Cacar dan Mencegah Penyebarannya
![](https://www.diomaine.org/wp-content/uploads/2023/10/getty-images-9SND2uqm1gE-unsplash.webp)
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan cacar dan mencegah penyebarannya:
Jangan Garuk Lepuhan
Walaupun rasa gatal sangat mengganggu, garukan pada lepuhan cacar bisa memperparah keadaan dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Menggaruk lepuhan juga bisa meninggalkan bekas luka. Untuk mencegah bekas, usahakan agar tidak menggaruk.
Mandi dengan Air Hangat
Mandilah dengan air hangat untuk membersihkan kulit dan meredakan gatal. Gunakan sabun yang halus dan hindari air yang terlalu panas. Selain itu, pertimbangkan penggunaan sabun antiseptik.
Pakai Krim atau Lotion
Menggunakan lotion calamine atau krim yang mengandung antihistamin dapat meringankan gatal dan inflamasi. Selalu ikuti anjuran pakai dan konsultasikan dengan profesional kesehatan jika perlu.
Kenakan Pakaian Longgar
Pilih pakaian yang longgar dan berbahan nyaman agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit yang terinfeksi.
Prioritaskan Kebersihan Kulit
Selalu jaga kebersihan area yang terinfeksi. Cuci dengan air hangat dan sabun yang lembut. Saat mengeringkan, cukup tepuk dengan handuk, hindari menggosok.
Konsumsi Makanan Sehat
Makanan yang kaya nutrisi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan. Prioritaskan makanan yang kaya vitamin dan mineral. Hindari makanan cepat saji yang bisa menurunkan daya tahan tubuh.
Dapatkan Istirahat yang Cukup
Tubuh memerlukan istirahat untuk mempercepat proses penyembuhan. Usahakan tidur yang berkualitas sekitar 7-8 jam tiap malam.
Batasi Kontak dengan Orang Rentan
Sebaiknya hindari kontak dengan individu yang memiliki sistem imun rendah, seperti bayi dan ibu hamil, selama masa infeksi.
Ganti Pakaian Secara Berkala
Selalu jaga kebersihan dengan rutin mengganti pakaian agar virus tidak menyebar ke area lain.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengatasi cacar air dengan lebih efektif dan mencegah penyebarannya.
Meskipun ada vaksin untuk beberapa jenis cacar, seperti cacar air, pencegahan lain seperti menghindari kontak langsung dengan penderita atau hewan yang terinfeksi adalah langkah terbaik untuk mencegah penularan. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda atau anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala yang disebutkan di atas.