Kerontokan rambut adalah hal yang wajar, apalagi kalau jumlahnya sekitar 50–100 helai per hari. Namun, kalau rambut rontok tiba-tiba lebih banyak dari biasanya, bahkan bikin rambut terasa menipis, bisa jadi ada penyebab lain yang harus kamu waspadai. Salah satunya adalah stres.
Ya, stres ternyata bukan hanya memengaruhi mental dan emosional, tapi juga bisa berdampak nyata pada kesehatan fisik, termasuk rambut.
Yuk, kita bahas ciri, penyebab, dan cara mengatasi rambut rontok karena stres agar kamu bisa segera menemukan solusi yang tepat.
Rambut Rontok karena Stres: Fakta Medis
Banyak yang masih menganggap hubungan stres dan kerontokan rambut hanya mitos. Faktanya, secara medis ada kondisi bernama telogen effluvium, yaitu ketika folikel rambut lebih cepat masuk ke fase istirahat (telogen), sehingga helai rambut mudah rontok.
Menurut dr. Michele Green, seorang dokter kulit bersertifikat di New York, stres kronis mempercepat transisi folikel rambut dari fase pertumbuhan (anagen) ke fase istirahat (telogen). Akibatnya, rambut rontok dalam jumlah banyak, biasanya muncul 2–3 bulan setelah periode stres berat.
Kabar baiknya, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan rambut bisa tumbuh kembali setelah stres berhasil dikelola.
Ciri-Ciri Rambut Rontok karena Stres
Kerontokan bisa disebabkan banyak faktor, seperti genetik, hormonal, atau kekurangan nutrisi. Tapi, kalau penyebabnya stres, biasanya punya ciri khas sebagai berikut:
- Rambut rontok lebih banyak dari biasanya. Terlihat banyak helai di bantal, lantai kamar mandi, atau sisir setiap hari.
- Kerontokan terjadi mendadak. Tidak seperti kebotakan genetik yang berkembang perlahan, kerontokan karena stres bisa muncul dalam hitungan minggu.
- Tidak ada pola kebotakan tertentu. Rambut rontok merata di seluruh kepala, bukan hanya di bagian depan atau mahkota.
- Helai rambut terasa lebih tipis. Rambut terlihat kurang bervolume karena diameter helai mengecil.
- Pertumbuhan rambut baru terhambat. Baby hair yang biasanya tumbuh di garis depan kepala semakin sedikit.
Penyebab Rambut Rontok karena Stres
Ada beberapa alasan kenapa stres bisa memicu kerontokan rambut:
- Perubahan hormon – Stres meningkatkan hormon kortisol yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
- Sirkulasi darah terganggu – Saat stres, aliran darah ke kulit kepala bisa berkurang, sehingga folikel rambut kekurangan nutrisi.
- Kebiasaan buruk akibat stres – Misalnya menarik-narik rambut (trikotilomania), jarang keramas, atau pola makan tidak teratur.
- Kurang tidur – Stres sering bikin insomnia, padahal tidur cukup penting untuk regenerasi rambut.
Cara Mengatasi Rambut Rontok karena Stres
Mengatasi masalah ini nggak cukup hanya dengan perawatan luar, tapi juga perlu menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:
1. Kelola Stres dengan Efektif
Coba meditasi, yoga, teknik pernapasan dalam, atau olahraga ringan untuk menurunkan hormon kortisol. Aktivitas relaksasi ini bisa membantu tubuh lebih seimbang dan pikiran lebih tenang.
2. Perbaiki Pola Makan
Nutrisi yang tepat sangat berpengaruh pada kesehatan rambut. Konsumsi:
- Protein: telur, ayam, tahu, tempe.
- Vitamin D & Omega-3: salmon, alpukat, kacang kenari.
- Zat besi & zinc: bayam, kacang merah, biji labu.
3. Gunakan Produk Perawatan Rambut yang Tepat
Pilih sampo dan kondisioner bebas sulfat dengan kandungan biotin, keratin, atau niacinamide untuk memperkuat helai rambut.
4. Hindari Kebiasaan Merusak Rambut
Batasi penggunaan catokan, hair dryer, atau curling iron. Kalau memang harus styling, gunakan heat protectant terlebih dahulu.
5. Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Tidur 7–9 jam per malam membantu regenerasi tubuh, termasuk memperbaiki siklus pertumbuhan rambut.
6. Konsultasi ke Dokter atau Ahli Trikologi
Kalau kerontokan berlangsung lebih dari tiga bulan, segera periksa ke dokter kulit atau ahli rambut. Mereka bisa memberikan terapi obat, suplemen vitamin, atau perawatan medis seperti PRP (Platelet Rich Plasma).
Tips Menguatkan Akar Rambut
Selain mengatasi stres, kamu juga bisa memperkuat akar rambut dengan cara berikut:
- Pijat kulit kepala selama 5–10 menit setiap hari untuk melancarkan sirkulasi darah.
- Gunakan minyak alami seperti rosemary oil, minyak jarak, atau minyak argan.
- Hindari mengikat rambut terlalu kencang agar akar rambut tidak tertarik berlebihan.
- Pakai sisir bergigi jarang untuk mengurangi tarikan.
- Lindungi rambut dari paparan UV dengan topi atau scarf saat beraktivitas di luar ruangan.
Rambut rontok karena stres adalah kondisi nyata yang didukung bukti medis, bukan sekadar mitos. Meski bisa bikin panik, kabar baiknya masalah ini biasanya bersifat sementara dan rambut dapat tumbuh kembali setelah stres teratasi.
Kuncinya adalah mengelola stres dengan baik, menjaga pola hidup sehat, dan melakukan perawatan rambut yang tepat.
Kalau kerontokan tetap berlanjut, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter agar mendapat solusi terbaik. Ingat, rambut sehat dimulai dari pikiran yang sehat juga.